Sabtu, 29 Oktober 2011

Pengetahuan Dasar Seni Rupa

Pengetahuan Dasar Seni Rupa
  1. Titik dan bintik adalah pertama yang merupakan awal dari pengembangan lainnya seperti: garis, wujud/, bentuk, bidang dan unsur-unsur rupa lainnya yang lebih kompleks/rumit struktur bentuknya.
  2. Garis adalah rangkaian titik yang terjalin memanjang menjadi satu. Garis terdiri dari berbagai jenis, sifat atau kualitas yang dapat digunakan dari berbagai arah untuk memvisualisasikan gagasan tentang sesuatu bentuk sesuai imajinasi dan persepsi seseorang.
  3. Rangkaian beberapa garis akan menghasilkan bentuk (dua dimensi) dalam rupa . Bentuk dalam pengertian tiga dimensi adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena ruang atau volume.
  4. Bidang merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan dari beberapa garis. Bidang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bidang horizontal, vertikal dan melintang.
  5. Secara kimia warna merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen (). Sedang secara fisika warna terbentuk dari unsur cahaya. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok warna primer, sekunder, dan tersier.
  6. Warna primer (pertama) adalah warna pokok, bukan terbuat dari campuran warna lain mana pun. Kelompok warna sekunder (kedua) terbentuk dari campuran warna primer dan warna primer lain. Warna tersier (ketiga) terjadi dari campuran warna sekunder dengan warna sekunder lain atau dengan warna primer.
  7. adalah sifat permukaan bahan dari suatu benda atau bidang. dapat dibedakan antara: nyata dan semu. semu pada karya seni rupa dua dapat dibuat dengan warna, teknik cetak/ dicap, teknik tempel. Sedang nyata dapat dibuat dengan teknik gurat, cukil, pahat, dan lain-lainnya (sesuai jenis bahan yang digunakan).
  8. Kesatuan merupakan prinsip seni yang menjadikan unsur-unsur rupa dari suatu karya seni rupa terlihat tertata dengan selaras. Meskipun bentuk dan warnanya bervariasi namun tidak ada unsur-unsur yang terlihat berlebihan atau terlalu menonjol. Secara keseluruhan tampak utuh.
  9. Untuk menciptakan keseimbangan dalam suatu karya seni rupa tri matra diperlukan kepekaan dalam mengatur kesebandingan dan keserasian bobot dari volume benda pada satu bagian dengan bagian lainnya. Keseimbangan pada karya seni rupa dwi matra dapat terbentuk dari pengaturan bentuk yang memiliki warna dan ukuran yang bervariasi. Misalnya, warna yang terang/cerah akan terkesan lebih ringan, sedang warna-warna gelap terkesan lebih berat.
  10. Irama adalah perulangan dari unsur-unsur yang ditata berdasarkan variasi unsur-unsur rupa. Jenis perulangan misalnya: perulangan sejenis (repetitif), perulangan alternatif dan perulangan progresif.
  11. Variasi perulangan dapat dibentuk melalui : perbedaan intensitas warna, perbedaan ukuran, perbedaan jarak atau posisi dari objek. Walau ada perbedaan namun tetap diupayakan tertata dengan teratur.
  12. Proporsi atau perbandingan adalah keselarasan atau keserasian perbandingan ukuran antara satu bagian dengan keseluruhan bentuk. Misalnya, keserasian proporsi kepala dengan bagian tubuh lainnya pada gambar manusia.
  13. Pusat perhatian merupakan upaya menghadirkan unsur rupa yang menonjol atau menarik sebagai aksentuasi agar karya seni rupa tampil lebih menarik.
  14. Keserasian merupakan prinsip seni yang mengutamakan unsur keharmonisan tatanan unsur-unsur rupa. Keserasian dapat terbentuk dari unsur-unsur yang berbeda tetapi perpaduan unsur tersebut terlihat saling mendukung dan artistik.
  15. Proses kreasi bermula dari tahap proses mental (rasa dan karsa) berlanjut pada proses dan bentuk fisik (cipta dan karya).
Keterampilan Seni Rupa
Keterampilan seni rupa terbagi menjadi
  1. keterampilan berkarya dwi matra, meliputi:
    1. Jenis atau ragam gambar. Gambar menempati peran yang sangat penting sebagai media ekspresi dan untuk mengomunikasikan gagasan desain. Setiap jenis gambar memiliki karakteristik dan prinsip estetik yang berbeda sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
    2. Media Gambar. Jenis media gambar yang dapat digunakan tergantung pada jenis gambarnya.
    3. Teknik dan prosedur. Teknik yang dipergunakan dalam membuat karya seni dwi matra sesuai dengan jenis karya dan bahan serta alat yang dipergunakan.
    4. teknik berkarya dwi matra, di antaranya adalah teknik pulas, semprot, mozaik, kolase, inlai, patri, ukir, gores, cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring, selup dan sulam.
  2. Menggambar ragam hias.
    Menggambar ragam hias merupakan proses menggambar motif hias untuk berbagai fungsi dekoratif
    1. ragam hias dapat diklasifikasikan ke dalam geometris, organis, natural dan perpaduannya.
    2. Warna ragam hias menempati peran yang penting dalam ragam hias.
    3. Keterkaitan corak ragam hias dengan teknik bentuk corak yang terdapat dalam ragam hias tekstil sering kali dipengaruhi oleh alat dan teknik yang digunakan dalam membuat motif.
    4. Kegiatan menata pola ragam hias menentukan keindahan tekstil yang dihasilkan.
    5. Memilih corak ragam hias dapat disesuaikan dengan teknik yang dipilih.
    6. Membuat pola ragam hias pada rancangan tekstil unsur bentuk, warna dan tekstur tidak dapat dipisahkan.
    7. Membuat komposisi pola ragam hias adalah kegiatan yang dilakukan setelah membuat pola ragam hias.
  3. Menggambar bentuk.
    Menggambar bentuk merupakan proses pengamatan dan penggambaran objek di atas bidang dua dimensi melalui suatu media gambar dengan berbagai ketentuan.
    1. dalam kegiatan menggambar, objek sering disebut benda atau model. Benda dibedakan menjadi bentuk kubistis, silindris dan bebas. Sedangkan model biasanya objeknya adalah manusia.
    2. Prinsip menggambar bentuk adalah perspektif, proporsi, komposisi, gelap-terang, bayang-bayang.
    3. Teknik menggambar bentuk antara lain: linear, blok, arsir, dusel, pointilis, aquarel, plakat.
    4. Pendekatan menggambar bentuk yang dapat digunakan adalah pendekatan dengan model dan tanpa model.
    5. Langkah-langkah dalam menggambar bentuk:
      1. pengamatan
      2. membuat sketsa
      3. menentukan gelap-terang
      4. menentukan teknik
      5. sentuhan akhir.